Tamu Penghapus

Sayang sekali puisi ini telah dihapus ketika aku akan
membacanya. Seperti udara lembab yang menarik
lenganku untuk memegang yang akan jatuh, sedang
jatuh dan jatuh. Ada apa dengan menghapus? Lem,
gunting, benang, membuat bayangan tentang kawat
berduri. Aku menghapus kata hapus dari dokumentasi,
keluar dari kawat berduri itu. Kembali ke lem,
gunting, benang dari setiap kata untuk
menyembunyikan, menghilangkan dan
menghapusnya sekali lagi kata hapus. Dan sebuah
ketukan yang tak pernah terhapus dalam kematian
bayangan: tamu dari bayangan pintu yang tak pernah
mengetuk pintu.

Tamu itu menduga aku tidak memiliki kursi untuk
mati, jika tidak memiliki lantai untuk hidup. Menunggu.
Ditunggu. Janji jam 7 malam. Ia suguhkan kata
penghapus dari sebuah toko buku kepada tamunya,
seperti bayangan yang akan terlepas dari cahayanya.
Kau tamuku yang aku tunggu dari kesalahan
mengetik kata hapus dengan sebuah cerita tentang
pagi hari yang cerah, dan burung-burung terbang
melayang menghapus kicaunya sendiri.

Kau sudah tidak sempat lagi merapikan yang tidak
bisa lagi dihapus, setelah puisi ini. Penghapusnya
membuat jam 5 sore. Tembus hingga tak terlihat lagi kekosongannya.

Notes:

Please read the English version, “Eraser’s Guest", translated by Daniel Owen, here.